Cerita Hot Dewasa : Pak RT – Tugas RT memang membina warga agar selalu rukun, hidup berdampingan. Tapi RT Marjuki, 50 (bukan nama sebenarnya), saking begitu menghayati jabatan tersebut, istri orang pun “dirukuni” di pondok tengah kebun. Demi nafsu, keduanya jadi lupa anak dan cucu.
Kecuali Jakarta, tugas keertean semuanya perjuangan. Kalau di Jakarta Pak RT dapat honor dari Pemda, di wilayah lain harus berani nombok demi keamanan dan ketertiban lingkungan. Maka tak mengherankan, jika ada rapat pembentukan RT baru, banyak warga yang tak hadir karena takut kena musibah jadi Pak RT.
Tapi kalau RT yang “cerdas” macam Marjuki dari Kabupaten Bangka Selatan, posisi RT justru memberi berkah dan penuh gairah. Sebab gara-gara jadi RT, dia dapat gebedan baru, perempuan berusia 48 tahunan, namanya Ny. Asmiah (bukan nama sebenarnya). Meski dianya sudah bercucu, karena bodi Seksi SMAdan penampilannya masih STNK, sayanglah Pak RT untuk melewatkan begitu saja.
Sebagai pembina lingkungan, Marjuki memang tahu kondisi rumahtangga Asmiah. Berdasarkan testimoni yang pernah diterimanya, dia tak memperoleh “kepuasan” dari suaminya. Soal materil memang tercukupi, tapi masalah “onderdil”, inilah yang selama ini kedodoran. Padahal soal satu ini, meski kelihatannya sepele, bisa bikin berabe, sampai-sampai tiap malam hanya memble.
Sebagai RT yang baik, Marjuki dengan penuh empati mencoba memberikan solusi lewat koalisi yang dilanjutkan dengan eksekusi. Di sinilah kemudian terjadi kontradiktif profesi. Sebagai RT dia sendiri sering menggebah para pelaku mesum di lingkungannya, tapi pada kesempatan lain Pak RT justru menjadi praktisinya. “Untuk Pak RT memang ada dispensasi,” kata setan memberi semangat.
Cerita Hot Dewasa Begitulah yang terjadi. Atas nama pembinaan lingkungan, Marjuki sering keluar masuk kampung di desanya, Tebingpanjang, Kelurahan Tanjungketapang, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Tapi begitu situasinya aman, dia masuklah ke tengah kebun untuk ketemu Ny. Asmiah yang siap menunggu di dalam pondok. Lalu, meski udara tidak gerah, keduanya melepas baju masing-masing dan selanjutnya terserah Anda.
Pulang dari meninjau “kebun” Asmiah, wajah Pak RT demikian ceria. Maklumlah, ibarat mobil kan baru saja “tune up”, sekaligus sporing balansing dan amplas platina. Kondisi ini lama-lama menjadikan warga curiga. Kenapa Pak RT gemar sekali masuk kebun Ny. Asmiah. Sekali waktu mereka mengintipnya. Wooo….., ternyata begitu to? Kalau begini “fasilitas” Pak RT, pasti banyak yang mau jadi ketua RT.
Sebagai insan bermoral, warga pun jadi tak percaya lagi pada Pak RT. Kalau kasih sambutan sepertinya dia memang penganjur kebajikan, tapi giliran urusan wanita, malah jadi nampak kebajingannya. Karena itu warga sepakat untuk menggerebek pasangan mesum itu. “Kita tak mau punya RT tukang selingkuh,” kata warga bisik-bisik.
Begitulah yang terjadi. Beberapa hari lalu saat nampak RT Marjuki mengendap-endap masuk kebun Asmiah dengan motornya, warga mulai stelling. Benar juga. Saat digerebek keduanya sedang “pemanasan”, karena baju masing-masing teronggok di pojok ruangan. Tahu aksinya ketahuan, Marjuki langsung kabur ke dalam kebun, meninggalkan motor dan bajunya. Sore harinya, “tarsan” desa itu menyerahkan diri ke Polsek Toboalsi, siap dengan segala resiko, tentunya.
Dicopot dari RT gara-gara copot celana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar